KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat kesehatan yang diberikan-Nya sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH IMAN
KEPADA RASUL ALLAH SWT ini.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan dan kemaslahatan
Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat guna menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda bangsa Indonesia. Dengan harapan, mereka akan menjadi generasi saleh dan salehah, beriman, dan bertaqwa kepada Allah
SWT. Amin.
Sidoarjo, February 2013
Penyusun
1.
Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.
Kata Rasul
berasal dari bahasa Arab yaitu : أَرْسَلَ – يُرْسِلُوْ – إرْسَالاً
yang berarti”
utusan”. Sedangkan Rasul menurut istilah adalah manusia pilihan yang diberi
wahyu oleh Allah swt. disamping untuk dirinya sendiri, juga wajib menyampaikan
kepada umatnya.
Kata Nabi juga berasal dari bahasa Arab
yaitu : نَبَأَ –
يُنَبِّأُوْا – نَبَاءً
yang berarti “berita”,
sedangkan menurut istilah adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah
swt.untuk dirinya sendiri dan tidak wajib disampaikan kepada umatnya.
Jadi
iman kepada rasul Allah SWT adalah meyakini dengan
sepenuh hati bahwa Allah SWT telah
mengutus rasul-Nya kepada umat manusia. Allah SWT mengutus seorang rasul kepada
tiap-tiap generasi umat agar mereka menyembah Allah SWT dan tidak
menyekutukan-Nya. Manusia wajib mengikuti ajaran-nya. Salah satu caranya adalah
dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah SWT akan
memberikan balasan pahala di akhirat kelak berupa surga dengan segala
kenikmatan yang ada di dalamnya bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa
mengikuti jejak rasul-Nya. Sebaliknya, orang-orang yang ingkar serta tidak
mempedulikan perintah rasul-Nya, mereka akan menerima siksaan di akhirat dan
dimasukkan ke dalam neraka.
Kita wajib percaya kepada rasul yang
telah membawa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan memberi
peringatan bagi orang-orang yang ingkar. Mencintai Allah SWT dan rasul-Nya
berarti selalu mengikuti apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang
telah dilarang.
Hukum beriman kepada Rasul-rasul Allah beserta dalilnya.
Allah
mengisyaratkan dalam al-Quran bahwa banyak Nabi yang diutus ke dunia ini, namun
dari sekian banyak Nabi dan Rasul tersebut yang wajib diimani hanya 25 Nabi.
Para Rasul itu
satu sama lainnya saling membenarkan mereka semua mentauhidkan Allah. Rasul-rasul itu mengakui bahwa sebelum mereka telah ada rasul yang diutus
Allah swt. untuk menyampaikan khabar gembira dan peringatan kepada umatnya
masing-masing.
Firman Allah swt.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ
قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمْنهُمْ مَّنْ لمَّْ ْنَقْصُصْ عَلَيْكَ...(المؤمن:78)
Artinya:
“Dan
sesungguhnya telah kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka
ada yang Kami ceritakan kepadamu, dan diantara mereka ada (pula) yang tidak
Kami ceritakan kepadamu.”...(al-Mukmin : 78)
رُسُلاً مِّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلاً يَكُوْنُ
لِلنَّاسِ عَلَى الله حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ الله عَزِيْزًا حَكِيْمًا (ا لنساء:
165)
Artinya:
“(mereka
kami utus) salaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Qs.An-Nisa:165)
اَلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ
وَمَلآئِكَةُ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَبِالْقَدْرِ
خَيْرِهِ وَشَرِّهِ (رواه مسلم )
Artinya :
“ iman itu
ialah percaya akan adanya Allah SWT.
Malaikat-malaikatNya,Kitab-kitabNya,Rasul-rasulNya,hari akhir,serta iman kepada
takdir baik dan buruk.(H.R.Muslim).
وَمَنْ لمَ ْيُؤْمِنُ بِا للهِ
وَرَسُوْلَهُ فَإِنّاَأَعْتَدْنَا لِلْكَفِرِيْنَ سَعِيْرًا.(فطر.13)
Artinya:
“barangsiapa
tidak beriman kepada Allah dan rasulNya,maka sesunguhnya Kami sediakan buat
orang –orang kafir itu neraka Sa’ir.”( Qs.al-Fath.48:13)
2.
Nama-Nama Rasul
Allah Swt
Jumlah rasul Allah SWT secara pasti
tidak ada yang dapat mengetahui. Akan tetapi, kita wajib mempercayai dan
mengetahui nama-nama nabi dan rasul yang tercantum di dalam Al-Qur’an yang
jumlahnya ada 25, mereka adalah :
1.
Adam
a.s
2.
Idris
a.s
3.
Nuh
a.s
4.
Hud
a.s
5.
Saleh
a.s
6.
Ibrahim
a.s
7.
Luth
a.s
8.
Ismail
a.s
9.
Ishaq
a.s
10.
Ya’kub
a.s
11.
Yusuf
a.s
12.
Ayyub
a.s
13.
Zulkifli
a.s
14.
Syu’aib
a.s
15.
Yunus
a.s
16.
Musa
a.s
17.
Harun
a.s
18.
Ilyas
a.s
19.
Ilyasa
a.s
20.
Dawud
a.s
21.
Sulaiman
a.s
22.
Zakaria
a.s
23.
Yahya
a.s
24.
Isa
a.s
25. Muhammad SAW
Selain 25 nabi
dan rasul yang telah disebutkan diatas sebenarnya masih banyak nabi dan rasul
yang telah diutus oleh Allah SWT di dunia ini.
Nama rasul
Allah dan tempat
kerasuluannya adalah sebagai berikut:
No.
|
Nama Nabi sabagai Rasul Allah
|
Tempat kerasulannya
|
1.
|
Nabi Adam a.s
|
Di negri Arab (mekah)
|
2.
|
Nabi Idris a.s
|
Di negri Irak
|
3.
|
Nabi Nuh a.s
|
Di negri Iran
|
4.
|
Nabi Hud a.s
|
Di negri Arab (Yaman)
|
5.
|
Nabi Shaleh a.s
|
Di negri Arab (Hijaz)
|
6.
|
Nabi Ibrahim a.s
|
Di negri Palestina dan Mekah
|
7.
|
Nabi Ismail a.s
|
Di negri Mekah
|
8.
|
Nabi Luth a.s
|
Di negri Arab (sodom
Mesopotamia)
|
9.
|
Nabi Ishaq a.s
|
Di negri Palestina
|
10.
|
Nabi Ya’qub a.s
|
Di negri Mesir
|
11.
|
Nabi Yusuf a.s
|
Di negri Mesir
|
12.
|
Nabi Syu’ib a.s
|
Di negri Palestina
|
13.
|
Nabi Ayyub a.s
|
Di negri Mesir
|
14.
|
Nabi Dzulkifli a.s
|
Di negri Palestina
|
15.
|
Nabi Musa a.s
|
Di negri Madyan (israel)
|
16.
|
Nabi Harun a.s
|
Di negri Mesir (israel)
|
17.
|
Nabi Daud a.s
|
Di negri Mesir (israel)
|
18.
|
Nabi Sulaiman a.s
|
Di negri Israel
|
19.
|
Nabi Ilyas a.s
|
Di negri Israel
|
20.
|
Nabi Ilyasa’ a.s
|
Di negri Israel
|
21.
|
Nabi Yunus a.s
|
Di negri Babil
|
22.
|
Nabi Zakaria a.s
|
Di negri Israel
|
23.
|
Nabi Yahya a.s
|
Di negri Israel
|
24.
|
Nabi Isa a.s
|
Di negri Israel
|
25.
|
Nabi Muhammad saw.
|
Di negri mekah
|
KISAH
NABI IBRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
Tahukah Anda, mengapa Nabi Ibrahim as disebut sebagai
abul-anbiya’ atau bapaknya para nabi? Mungkin penjelasan singkat ini bisa
menambah wawasan kita. Bagi para sejarawan atau orang yang lebih tahu tentang
hal ini, terima kasih sekali bila menambahkan atau mengoreksi.
Nabi Ibrahim as adalah keturunan dari Nabi Adam as setelah melalui beberapa puluh generasi. Nabi Ibrahim as hingga muda tinggal di Babylonia (sekitar Iraq) sekarang.
Nabi Ibrahim as adalah keturunan dari Nabi Adam as setelah melalui beberapa puluh generasi. Nabi Ibrahim as hingga muda tinggal di Babylonia (sekitar Iraq) sekarang.
Setelah berdakwa kepada penguasa Babilonia yaitu Raja Namrud
dan mendapat penentangan yang keras, Nabi Ibrahim hijrah ke daerah di sekitar
Palestina. Nabi Ibrahim as yang tidak kunjung mendapat keturunan dari
pernikahannya dengan Siti Sarah, akhirnya menikahi Siti Hajar pembantunya. Dari
Siti Hajar ini Nabi Ibrahim as memperoleh keturunan seorang putra yang
dinamainya Ismail. Kemudian dari Siti Sarah melahirkan anaknya
bernama Ishaq.
Inilah awal kisahnya, yaitu ketika Nabi Ibrahim as mengungsikan Siti Hajar dan anaknya Ismail di padang gurun di sekitar Makkah sekarang. Di sanalah keturunan Ibrahim melalui jalur Ismail beranak pinak. Keturunan Ibrahim dari garis Ismail ini disebut juga Bani Ismail dan mereka yang kemudian menjadi bangsa besar yang kita kenal dengan bangsa Arab sekarang.
Sementara, keturunan Ibrahim dari garis Ishaq menurunkan bangsa yang besar pula yang kita kenal dengan nama Bani Israil. Ishaq memiliki putra bernama Ya’kub, dan Ya’kub sering dipanggil dengan nama Israil. Sehingga bangsa keturunan Ya’kub ini disebut Bani Israil.
BANI ISRAIL
Ya’kub putra Ishaq dalam sejarah yang diceritakan Al-Quran memiliki 12 anak, salah satunya adalah Yusuf. Yusuf adalah nabiyullah yang membawa hijrah 11 saudaranya ke Mesir dan menetap di sana. Setelah beberapa generasi, setelah Yusuf dan 11 saudaranya menetap di Mesir, mereka berkembang besar menjadi 12 suku Bani Israil. Rupanya keberadaan Bani Israil di Mesir ini dirasa cukup memberikan ancaman eksistensi bagi penduduk Mesir asli, sehingga Raja Mesir Fir’aun melakukan tindakan tekanan, intimidasi luar biasa hingga perbudakan pada Bani Israil. Dari tengah-tengah Bani Israil inilah lahir seorang pemimpin yaitu Nabi Musa as. Musa dibantu Harun – yang juga Nabi – membebaskan Bani Israil keluar dari Mesir menuju ke daerah sekitar Palestina. Di tempat inilah bangsa Israil mulai berkembang, banyak berhubungan dan berkonflik dengan masyarakat Timur Tengah di sekitarnya. Konflik dan pertikaian ini sering terjadi tidak lepas dari karakter bangsa ini yang keras dan suka mendominasi bangsa lain.
Selama menetap di daerah ini, lahirlah nabi-nabi dari Bani Israil seperti Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, dan banyak nabi lainnya. Dan yang terakhir diutus Allah untuk menjadi Nabi dari bangsa ini adalah Nabi Isa as. Banyaknya nabi-nabi yang diutus Allah dari dan kepada Bani Israil karena memang karakter bangsa ini yang konon sulit ‘diluruskan’. Secara genetika, Bani Israil diberi Allah keunggulan-keunggulan, namun bila tidak diserta arahan dan hidayah, keunggulan ini bisa berpotensi membuat kerusakan dan dampak bagi kehidupan bangsa-bangsa lain. Sehingga Allah sering menyebut perlakuan istimewa ini sebagai nikmat Allah atas Bani Israil yang patut untuk diingat dan disyukuri.
BANI ISMAIL
Sementara keturunan Ibrahim melalui garis Ismail atau Bani Ismail (bangsa Arab) tidak banyak cerita dari Al-Quran yang menerangkan nabi-nabi yang diutus. Tetapi yang jelas setelah berakhirnya kenabian Isa (dari garis keturunan Ishaq) Allah mengutus seorang Nabi Agung yang menjadi penutup dari segala Nabi. Dia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak hanya diutus untuk Bani Ismail (khusus untuk bangsanya) tetapi juga untuk seluruh umat manusia.
Jadi hakekatnya Bani Israil dan Bangsa Arab itu bersaudara yang bercabang dari satu ayah yaitu Nabi Ibrahim AS. Jadi bisa Anda bayangkan, siapakah yang terus bertikai di Timur Tengah sekarang ini. Yang bertikai itu adalah “dua orang” bersaudara. Mereka adalah bangsa Israel yang merupakan keturunan Ya’kub bin Ishaq dan bangsa Arab yang merupakan keturunan Ismail. Dalam nash, Al-Quran pertikaian ini hanya bisa diredam oleh kembalinya kedua bangsa ini pada tali Allah (agama Islam) dan bangsa manapun yang enggan berpegang pada ‘tali’ ini merekalah yang pada akhirnya binasa dan kalah.
Inilah cerita singkat, mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai Abul-Anbiya’ (bapak para Nabi). Semoga informasi ini bermanfaat.
Inilah awal kisahnya, yaitu ketika Nabi Ibrahim as mengungsikan Siti Hajar dan anaknya Ismail di padang gurun di sekitar Makkah sekarang. Di sanalah keturunan Ibrahim melalui jalur Ismail beranak pinak. Keturunan Ibrahim dari garis Ismail ini disebut juga Bani Ismail dan mereka yang kemudian menjadi bangsa besar yang kita kenal dengan bangsa Arab sekarang.
Sementara, keturunan Ibrahim dari garis Ishaq menurunkan bangsa yang besar pula yang kita kenal dengan nama Bani Israil. Ishaq memiliki putra bernama Ya’kub, dan Ya’kub sering dipanggil dengan nama Israil. Sehingga bangsa keturunan Ya’kub ini disebut Bani Israil.
BANI ISRAIL
Ya’kub putra Ishaq dalam sejarah yang diceritakan Al-Quran memiliki 12 anak, salah satunya adalah Yusuf. Yusuf adalah nabiyullah yang membawa hijrah 11 saudaranya ke Mesir dan menetap di sana. Setelah beberapa generasi, setelah Yusuf dan 11 saudaranya menetap di Mesir, mereka berkembang besar menjadi 12 suku Bani Israil. Rupanya keberadaan Bani Israil di Mesir ini dirasa cukup memberikan ancaman eksistensi bagi penduduk Mesir asli, sehingga Raja Mesir Fir’aun melakukan tindakan tekanan, intimidasi luar biasa hingga perbudakan pada Bani Israil. Dari tengah-tengah Bani Israil inilah lahir seorang pemimpin yaitu Nabi Musa as. Musa dibantu Harun – yang juga Nabi – membebaskan Bani Israil keluar dari Mesir menuju ke daerah sekitar Palestina. Di tempat inilah bangsa Israil mulai berkembang, banyak berhubungan dan berkonflik dengan masyarakat Timur Tengah di sekitarnya. Konflik dan pertikaian ini sering terjadi tidak lepas dari karakter bangsa ini yang keras dan suka mendominasi bangsa lain.
Selama menetap di daerah ini, lahirlah nabi-nabi dari Bani Israil seperti Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, dan banyak nabi lainnya. Dan yang terakhir diutus Allah untuk menjadi Nabi dari bangsa ini adalah Nabi Isa as. Banyaknya nabi-nabi yang diutus Allah dari dan kepada Bani Israil karena memang karakter bangsa ini yang konon sulit ‘diluruskan’. Secara genetika, Bani Israil diberi Allah keunggulan-keunggulan, namun bila tidak diserta arahan dan hidayah, keunggulan ini bisa berpotensi membuat kerusakan dan dampak bagi kehidupan bangsa-bangsa lain. Sehingga Allah sering menyebut perlakuan istimewa ini sebagai nikmat Allah atas Bani Israil yang patut untuk diingat dan disyukuri.
BANI ISMAIL
Sementara keturunan Ibrahim melalui garis Ismail atau Bani Ismail (bangsa Arab) tidak banyak cerita dari Al-Quran yang menerangkan nabi-nabi yang diutus. Tetapi yang jelas setelah berakhirnya kenabian Isa (dari garis keturunan Ishaq) Allah mengutus seorang Nabi Agung yang menjadi penutup dari segala Nabi. Dia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak hanya diutus untuk Bani Ismail (khusus untuk bangsanya) tetapi juga untuk seluruh umat manusia.
Jadi hakekatnya Bani Israil dan Bangsa Arab itu bersaudara yang bercabang dari satu ayah yaitu Nabi Ibrahim AS. Jadi bisa Anda bayangkan, siapakah yang terus bertikai di Timur Tengah sekarang ini. Yang bertikai itu adalah “dua orang” bersaudara. Mereka adalah bangsa Israel yang merupakan keturunan Ya’kub bin Ishaq dan bangsa Arab yang merupakan keturunan Ismail. Dalam nash, Al-Quran pertikaian ini hanya bisa diredam oleh kembalinya kedua bangsa ini pada tali Allah (agama Islam) dan bangsa manapun yang enggan berpegang pada ‘tali’ ini merekalah yang pada akhirnya binasa dan kalah.
Inilah cerita singkat, mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai Abul-Anbiya’ (bapak para Nabi). Semoga informasi ini bermanfaat.
3.
Sifat-Sifat Rasul Allah
a.
Sifat wajib bagi Rasul
Ø Siddiq atau jujur/benar segala ucapannya.
Dalil Aqlinya:
Mustahil bagi
rasul itu berbohong atau berdusta.setiap pengakuannya berarti kebenaran,
demikian juga pengakuannya sebagai utusan Allah dan apa yang disiarkannya. Jika
tidak benar perkataan mereka, maka akan rusak binasalah manusia ini, dan tidak
akan ada agama yang menyeru untuk menyembah Allah SWT.
Dalil Naqlinya:
...وَصَدَقَ الْمُرْ سَلُوْنَ (يس : 52)
Artinya:
“...dan benarlah Rasul-rasl-Nya.”
Ø Amanah
(terpercaya)
Dalil Aqli:
Rasul mustahil berbuat khianat.
Jangankan terhadap Tuhannya, terhadap manusiapun mereka tidak pernah
berkhianat. Para Rasul terpelihara dari perbuatan dosa dan maksiat lahir dan
bathin (maksum). Seandainya para Rasul itu tidak dapat dipercaya( khianat),
bagaimana mungkin mereka menjadi pemimpin dan pembimbing umat manusia kejalan
yang benar.
Dalil Naqlinya :
اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
(الشعراء : 107)
Artinya:
“sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang) diutus
kepadamu.” (Qs.Asy-Syu’ra : 107)
Ø Tablig,(menyampaikan
segala sesuatu yang datang dari Allah)
Mustahil mereka tidak menyampaikan atau
menyembunyikan segala sesuatu yang difirmankan Allah kepadanya.contoh al-Quran,
al-Quran bisa sampai kepada generasi sekarang karena sifat tablig Rasulullah
SAW. Seandainya Rasul bersifat Khitman(menyembunyikan), tentu al-Quran tidak
akan pernah sampai kepada kita, dan berarti tidak akan ada yang mengetahui
tentang shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.tidak akan ada yang
mengetahui hukum-hukum agama, tidak akan yang mengetahui mana yang benar dan
mana yang salah. Sedang tujuan Allah mengutus Rasul agar manusia terhindar dari
kesesatan.
Dalil naqlinya:
يَااَيُّهَاالرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا
اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ...(المائدة :67)
Artinya:
“Hai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu...”(Qs.al-Maidah : 67)
Ø Fatanah
(cerdas)
Dalil Aqlinya:
Mereka cerdas dan pandai, mustahil
mereka bodoh, sebab mereka bodoh bagaimana mungkin bisa menjawab dan berdebat
dengan para musuh dan penentangnya. Wajib bagi Rasul bersifat cerdas dan pandai
dalam segala hal, apalagi kedudukan mereka sebagai pemimpin dan pembimbing umat
manusia.
Dalil Naqlinya:
أُدْعُ ِالَى سَبِيْلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِضَةِ اْلحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ
اَحْسَنَ ...(النحل:125)
Artinya:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu...(Qs. al-Maidah :67)
b.
Sifat Mustahil bagi Rasul
1.
Kizib = dusta/bohong. Merupakan lawan dari sifat sidik.
Tidak mungkin seorang nabi dan rasul itu berdusta.
2.
Khianat = tidak dapat dipercaya. Sifat ini merupakan
kebalikan dari sifat amanah.
3.
Kitman = menyembunyikan. Sifat ini merupakan kebalikan dari
sifat tablig.
4.
Baladah = bodoh/dungu. Sifat ini merupakan kebalikan dari
sifat fatanah.
Selain sifat wajib dan mustahil diatas, seorang nabi
dan rasul juga mempunyai beberapa sifat jaiz. Sifat-sifat ini sama dengan sifat
yang dimilki oleh manusia manusia biasa. Di antara sifat-sifat tersebut adalah
makan, minum, tidur, sakit, mati, dan menikah. Meskipun demikian , sifat jaiz
yang dimiliki oleh para nabi dan rasul itu tidak sedikit pun mengurangi
martabat kenabian atau kerasulannya.
![]() |
*CARA MENGIMANI PARA RASUL
Ada
dua hal penting tentang cara mengimani para rasul, yaitu :
1.
Tidak
boleh membedakan antara rasul yang satu dengan yang lainnya.
Artinya,
kita wajib mengimani bahwa keseluruhan rasul Allah SWT yang disebutkan dalam
Al-Qur’an adalah benar-benar utusan Allah SWT serta meyakini bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah rasul terakhir sampai hari kiamat nanti.
2.
Mengikuti
ajarannya dengan sepenuh hati.
3.
Allah
mengutus para rasul untuk kaumnya masing-masing. Allah mengutus Nabi Hud untuk
kaum ‘Ad, Nabi Saleh untuk kaum Samud, Nabi Syuaib untuk kaum Madyan, Nabi Musa
dan Isa untuk kaum Israil. Hanya Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT
untuk semua bangsa. Sebagai manusia yang hidup pada zaman ini, kita wajib mengikuti
jejak Nabi Muhammad SAW. Karena ajaran (Kitab) Nabi Musa dan Isa hanya berlaku
ada zamannya. Kita wajib menaati rasul, karena taat kepadanya sama dengan
ketaatan kepada Allah SWT.
*SIFAT JAIZ PARA
RASUL
Sifat jaiz bagi rasul ialah
sifat-sifat yang diperbolehkan bagi mereka, yaitu kebolehan yang berupa sifat-sifat
manusiawi yang dimiliki setiap orang pada umumnya, sepanjang sifat-sifat
tersebut tidak mengurangi martabat kerasulannya yang mulia. Sifat-sifat
manusiawi itu, misalnya : sakit, beristri, senang, sedih, tidur, minum, makan,
dan sebagainya. Bagaimanapun rasul adalah manusia yang tetap memiliki
sifat-sifat kemanusiaan. Tidak jarang pula Allah menasihati rasul-rasul-Nya
untuk bersabar dalam berdakwah. Mengapa rasul-rasul itu perlu dinasehati? Karena
para rasul itu juga manusia, yang kadang-kadang kuranng sabar menghadapi
berbagai kesulitan.
*RASUL
ULUL-‘AZMI DAN PERBEDAAN DENGAN RASUL-RASUL
1. Pengertian ulul-‘azmi
Ulul-‘Azmi artinya orang yang mempunyai
keteguhan hati. Maksudnya, para rasul ulul-‘azmi
itu mempunyai keteguhan hati dan
kesabaran yang luar biasa dalam menyampaikan dakwahnya. Mereka tidak gentar
menghadapi perlawanan dan berbagai reaksi hebat dari musuh-musuhnya.
2. Rasul-rasul ulul-‘azmi
Nabi dan rasul Allah yang berjumlah 25 itu
mempunyai derajat atau tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda. Bahkan yang diberi
kitab suci pun hanya empat rasul saja, yaitu Nabi Musa a.s dengan Tauratnya,
Nabi Daud a.s dengan Zaburnya, Nabi Isa a.s dengan Injilnya, Nabi Muhammad SAW
dengan Al-Qur’annya. Begitu pun rasul-rasul yang tergolong dalam ulul-‘azmi
yang merupakan rasul-rasul pilihan Allah SAW, yakni mereka yang ketabahannya
begitu luar biasa dalam melaksanakan misi dakwahnya. Sementara rasul yang lain
masih kurang ketabahannya, seperti Nabi Yunus a.s yang meninggalkan umatnyan
karena mereka tidak mau beriman. Jadi, perbedaan antara rasul ulul-‘azmi dengan
yang lainnya hanya terletak pada ketabahan dan kegigihannya dalam berdakwah.
Adapun para rasul yang mendapat gelar
ulul-‘azmi ada lima rasul, yaitu :
1.
Nabi
Nuh a.s
2.
Nabi
Ibrahim a.s
3.
Nabi
Isa a.s
4.
Nabi
Musa a.s
5.
Nabi
Muhammad SAW
*FUNGSI BERIMAN
KEPADA RASUL ALLAH
Fungsi beriman kepada rasul Allah
SWT dapat dilihat dari tugas para rasul itu sendiri. Secara umum tugas mereka
adalah menyampaikan kebenaran wahyu Allah. Tugas para rasul adalah :
1.
Membawa
kebenaran (agama Allah SWT)
Para
rasul bertugas membawa kebenaran, berupa agama Allah SWT, untuk disampaikan
kepada umatnya. Adapun umatnya diharapkan dapat mengikuti ajaran agama yang dibawa
para rasul agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
2.
Pembawa
kabar gembira
Para
rasul bertugas membawa kabar gembira kepada umatnya yang beriman dan beramal
saleh. Mereka diberi kabar gembira tentang surge yang di dalamnya penuh dengan
segala kenikmatan.
3.
Pemberi
peringatan
Di
samping membawa kabar gembira, para rasul juga bertugas untuk memberi
peringatan kepada umatnya yang membangkang, tidak mau beriman, menolak
dakwahnya, ingkar dan menentang Allah. Mereka diberi peringatan akan adanya siksa
yang sangat pedih. Dengan peringatan itu, diharapkan mereka takut dan mau
kembali kepada ajaran Allah SWT. Dengan memerhatikan tugas-tugas para rasul
itu, maka kewajiban kita adalah menaati setiap ajakan, perintah, dan
larangannya.
Beriman kepada rasul
Allah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi
beriman kepada rasul Allah SWT, antara lain :
1.
Mendapat
rahmat Allah SWT
Dengan
beriman kepada rasul, kita akan mendapat rahmat Allah SWT. Karena tujuan Allah
mengutus para rasul-Nya adalah untuk menyebarkan rahmat atau kasih sayang Allah
kepada manusia dan semesta alam.
2.
Kita
mendapat figure yang dapat dijadikan suri teladan
Tanpa
adanya rasul, kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan figure yang bisa
dijadikan suri teladan. Padahal suri teladan itu sangat penting bagi kehidupan
ini. Karena mereka telah memberi pelajaran berharga kepada kita tentang tata
cara beribadah, bermasyarakat, dan sebagainya.
3.
Sebagai
perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya
Secara
fitrah, manusia membutuhkan adanya Zat yang lebih tinggi darinya, yaitu Tuhan.
Orang-orang di pedalaman sekalipun yang belum pernah menerima dakwah agama,
mereka tetap mengakui adanya kekuatan yang melampaui mereka, sesuai dengan akal
mereka.
Dengan demikian, kehadiran rasul
memberikan jalan bagi kita untuk menyembah Tuhan yang sebenarnya, Allah SWT,
sehingga kita tidak tersesat 6. Meneladani sifat-sifat Rasulullah saw.
Mengingat rasul memiliki tugas yang berat dalam mengemban risalah-Nya.
Mereka punya tanggung jawab yang besar, tidak hanya menyampaikan melalui
kata-katanya, melainkan juga melalui suri teladan atau contoh yang baik dalam
setiap perilakunya dan perbuatannya, sehingga umat mempunyai seorang yang akan
diteladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup
didunia dan diakhirat.
Firman Allah:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ
اللهِ أُسْوَةٌحَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهِ وَالْيَوْمَ
اْلأِخِرِوَذَكَرَاللهَ كَثِيْرًا(الأحزاب:21)
Artinya:
“sesungguhnya telah ada pada diri rsulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Qs.al-ahzab:21).
Kita harus
menjadikan Nabi Muhammad saw . Sebagai suri tauladan. Kita tidak cukup hanya
menghafal sifat-sifat Rasul tersebut, tetapi kita harus berusaha untuk
meneladani dan meniru dalam kehidupan sehari-hari.Seperti sifat Rasulullah
Sidiq artinya jujur, kita sebagai umatnya harus membiasakan berkata apa adanya
walaupun itu sulit rasanya untuk mengucapkan.
Sifat yang
kedua adalah Amanah, misalnya bila kita dipercaya untuk mengemban tugas atau
jabatan, kita harus mengemban tugas dan jabatan itu dengan baik dan jujur,
dengan demikian orang lain akan mempercayai kita dan kita akan diberi
kepercayaan berikutnya.
Nabi juga
bersifat tablig, yaitu dengan menyampaikan ilmu pengetahuan yang kita miliki,
dan tidak boleh pelit untuk mengajarkannya kepada orang lain.Sifat Rasul yang
terakhir adalah fatanah, yaitu berusaha, cerdas, cekatan dan pandai. Hal itu
bisa ditempuh dengan belajar ilmu agama dan berbagai ilmu pengetahuan.
Jadi kita harus
mempraktekkan sifat-sifat rasul tersebut didalam kehidupan sehari-hari,sehinga
kita bisa sukses dimasa yang akan datang.
Meneladani
sifat-sifat Rasulullah saw.
Mengingat rasul memiliki tugas yang berat dalam mengemban risalah-Nya.
Mereka punya tanggung jawab yang besar, tidak hanya menyampaikan melalui
kata-katanya, melainkan juga melalui suri teladan atau contoh yang baik dalam
setiap perilakunya dan perbuatannya, sehingga umat mempunyai seorang yang akan
diteladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup
didunia dan diakhirat.
Firman Allah:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ
اللهِ أُسْوَةٌحَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهِ وَالْيَوْمَ
اْلأِخِرِوَذَكَرَاللهَ كَثِيْرًا(الأحزاب:21)
Artinya:
“sesungguhnya telah ada pada diri rsulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan
kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Qs.al-ahzab:21).
Kita harus
menjadikan Nabi Muhammad saw . Sebagai suri tauladan. Kita tidak cukup hanya
menghafal sifat-sifat Rasul tersebut, tetapi kita harus berusaha untuk
meneladani dan meniru dalam kehidupan sehari-hari.Seperti sifat Rasulullah Sidiq
artinya jujur, kita sebagai umatnya harus membiasakan berkata apa adanya
walaupun itu sulit rasanya untuk mengucapkan.
Sifat yang
kedua adalah Amanah, misalnya bila kita dipercaya untuk mengemban tugas atau
jabatan, kita harus mengemban tugas dan jabatan itu dengan baik dan jujur,
dengan demikian orang lain akan mempercayai kita dan kita akan diberi
kepercayaan berikutnya.
Nabi juga
bersifat tablig, yaitu dengan menyampaikan ilmu pengetahuan yang kita miliki,
dan tidak boleh pelit untuk mengajarkannya kepada orang lain.Sifat Rasul yang
terakhir adalah fatanah, yaitu berusaha, cerdas, cekatan dan pandai. Hal itu
bisa ditempuh dengan belajar ilmu agama dan berbagai ilmu pengetahuan.
Jadi kita harus
mempraktekkan sifat-sifat rasul tersebut didalam kehidupan sehari-hari,sehinga
kita bisa sukses dimasa yang akan datang.
dengan
menyembah tuhan yang lain.
4.
Kita
dapat membedakan antara yang benar dan yang salah
Akal
manusia sangatlah terbatas untuk menentukan mana yang benar dan yang salah,
yang baik atau buruk. Bagi sebagian orang, benar dan salah atau baik dan buruk
bersifat relative atai nisbi. Oleh karenanya kehadiran rasul sangat penting
artinya, untuk memberi tahu dengan penuh kepastian mana yang benar dan salah
serta mana yang baik dan buruk.
5.
Kita
mengetahui adanya kehidupan sesudah mati
Tanpa
kehadiran rasul, kita tidak akan mengetahui adanya kehidupan setelah mati.
Karena hal itu adalah masalah metafisik atau gaib yang tidak dapat dijangkau
oleh akal. Betapa besar peran rasul bagi kehidupan kita, sehingga Allah pun
mengutus mereka untuk kita. Agar kita mempunyai sandaran atau pegangan yang
kuat untuk menjalani hidup ini.
Nabi-nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, tantangan yang dihadapi serta
mu’jizat yang diterimanya adalah:
No.
|
Nama nabi
Ulul Azmi
|
Tantangan
yang dihadapi
|
Mu’jizat yang
diterima
|
1.
|
Nabi Nuh a.s.
|
Di uji Allah
dengan banjir bandang yang menenggelamkan seluruh umatnya, kecuali umat yang
mau mengikuti ajaran agama Allah, bahkan anaknya sendiri durhaka kepadanya.
|
Dapat membuat
perahu yang besar ketika banjir bandang tiba untuk menyelamatkan umatnya yang
beriman, termasuk hewan-hewan yang naik perahu itu.
|
2.
|
Nabi ibrahim
a.s.
|
Di uji oleh
Allah menyemblih anaknya Ismail a.s. walaupun begitu,beliau tetap menjalankan
apa yang diperintahkan oleh Allah.
|
Tidak hangus
dimakan api ketikadimakan api ketika dibakar oleh raja namrud.
|
3.
|
Nabi Musa
a.s.
|
Diuji oleh
Allah dengan menghadapi raja fir’aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan.
|
Tongkatnya
dapat berobah menjadi ular besar dan dapat membelah laut merah mejadi jalan.
|
4.
|
Nabi Isa a.s.
|
Dilahirkan
tanpa seorang bapak,diejar-kejar oleh kaum nasrani untuk dibunuh, karena
ajarannya diangap tidak sesuai dengan ajaran sebelumnya.
|
Dapat membuat
burung dari tanah dan kemudian hidup, dapat menghidupkan orang mati walaupun
hanya sebentar, dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit yang sangat sulit
disembuhkan.
|
5.
|
Nama Muhammad
saw.
|
Dalam dakwah
di Makah selalu mendapat cobaan, ujian. Gangguan dan rintangan bahkan
cemoohan dari kafir Quraisy.
|
Dapat membelah
bulan menjadi dua, keluar air dari celah-celah jari untuk diminum dan
berwuduk kaum muslimin, al-Quran yang merupakan kitab suci paling lengkap dan
sempurna serta terjaga keasliannya sepanjang masa.
|
Kalian bisa men-download-nya di sini :
Download Iman Kepada Rasul Allah SWT
terimakasih...









0 komentar:
Posting Komentar