Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Iman Kepada Rasulullah SWT



                                    KATA PENGANTAR
 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas nikmat kesehatan yang diberikan-Nya sehingga dapat menyelesaikan MAKALAH IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT  ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan dan kemaslahatan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat guna menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda bangsa Indonesia. Dengan harapan, mereka akan menjadi generasi saleh dan salehah, beriman, dan bertaqwa kepada  Allah SWT. Amin.



Sidoarjo, February 2013
Penyusun
































1.        Pengertian Iman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.
Kata Rasul berasal dari bahasa Arab yaitu : أَرْسَلَ – يُرْسِلُوْ – إرْسَالاً yang berarti” utusan”. Sedangkan Rasul menurut istilah adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah swt. disamping untuk dirinya sendiri, juga wajib menyampaikan kepada umatnya.
Kata Nabi juga berasal dari bahasa Arab yaitu : نَبَأَ – يُنَبِّأُوْا – نَبَاءً yang berarti “berita”, sedangkan menurut istilah adalah manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah swt.untuk dirinya sendiri dan tidak wajib disampaikan kepada umatnya.
Jadi iman kepada rasul Allah SWT adalah  meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah mengutus rasul-Nya kepada umat manusia. Allah SWT mengutus seorang rasul kepada tiap-tiap generasi umat agar mereka menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Manusia wajib mengikuti ajaran-nya. Salah satu caranya adalah dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Allah SWT akan memberikan balasan pahala di akhirat kelak berupa surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya bagi orang-orang yang beriman dan senantiasa mengikuti jejak rasul-Nya. Sebaliknya, orang-orang yang ingkar serta tidak mempedulikan perintah rasul-Nya, mereka akan menerima siksaan di akhirat dan dimasukkan ke dalam neraka.
Kita wajib percaya kepada rasul yang telah membawa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan memberi peringatan bagi orang-orang yang ingkar. Mencintai Allah SWT dan rasul-Nya berarti selalu mengikuti apa yang telah diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarang.

Hukum beriman kepada Rasul-rasul Allah beserta dalilnya.
Allah mengisyaratkan dalam al-Quran bahwa banyak Nabi yang diutus ke dunia ini, namun dari sekian banyak Nabi dan Rasul tersebut yang wajib diimani hanya 25 Nabi.
Para Rasul itu satu sama lainnya saling membenarkan mereka semua mentauhidkan Allah. Rasul-rasul itu mengakui bahwa sebelum mereka telah ada rasul yang diutus Allah swt. untuk menyampaikan khabar gembira dan peringatan kepada umatnya masing-masing.
Firman Allah swt.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمْنهُمْ مَّنْ لمَّْ ْنَقْصُصْ عَلَيْكَ...(المؤمن:78)
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu, dan diantara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.”...(al-Mukmin : 78)

رُسُلاً مِّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلاً يَكُوْنُ لِلنَّاسِ عَلَى الله حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ وَكَانَ الله عَزِيْزًا حَكِيْمًا لنساء: 165)
Artinya:
(mereka kami utus) salaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Qs.An-Nisa:165)


اَلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَلآئِكَةُ وَكُتُبِهِ وَرَسُلِهِ وَبِالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَبِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ (رواه مسلم )
Artinya :
“ iman itu ialah percaya akan adanya Allah SWT. Malaikat-malaikatNya,Kitab-kitabNya,Rasul-rasulNya,hari akhir,serta iman kepada takdir baik dan buruk.(H.R.Muslim).



وَمَنْ لمَ ْيُؤْمِنُ بِا للهِ وَرَسُوْلَهُ فَإِنّاَأَعْتَدْنَا لِلْكَفِرِيْنَ سَعِيْرًا.(فطر.13)
Artinya:
“barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan rasulNya,maka sesunguhnya Kami sediakan buat orang –orang kafir itu neraka Sa’ir.”( Qs.al-Fath.48:13)

2.        Nama-Nama Rasul Allah Swt
Jumlah rasul Allah SWT secara pasti tidak ada yang dapat mengetahui. Akan tetapi, kita wajib mempercayai dan mengetahui nama-nama nabi dan rasul yang tercantum di dalam Al-Qur’an yang jumlahnya ada 25, mereka adalah :


1.      Adam a.s
2.      Idris a.s
3.      Nuh a.s
4.      Hud a.s
5.      Saleh a.s
6.      Ibrahim a.s
7.      Luth a.s
8.      Ismail a.s
9.      Ishaq a.s
10.  Ya’kub a.s
11.  Yusuf a.s
12.  Ayyub a.s
13.  Zulkifli a.s
14.  Syu’aib a.s
15.  Yunus a.s
16.  Musa a.s
17.  Harun a.s
18.  Ilyas a.s
19.  Ilyasa a.s
20.  Dawud a.s
21.  Sulaiman a.s
22.  Zakaria a.s
23.  Yahya a.s
24.  Isa a.s
25.  Muhammad SAW






Selain 25 nabi dan rasul yang telah disebutkan diatas sebenarnya masih banyak nabi dan rasul yang telah diutus oleh Allah SWT di dunia ini.

         Nama rasul Allah dan tempat kerasuluannya adalah sebagai berikut:
No.
Nama Nabi sabagai Rasul Allah
Tempat kerasulannya
1.
Nabi Adam a.s
Di negri Arab (mekah)
2.
Nabi Idris a.s
Di negri Irak
3.
Nabi Nuh a.s
Di negri Iran
4.
Nabi Hud a.s
Di negri Arab (Yaman)
5.
Nabi Shaleh a.s
Di negri Arab (Hijaz)
6.
Nabi Ibrahim a.s
Di negri Palestina dan Mekah
7.
Nabi Ismail a.s
Di negri Mekah
8.
Nabi Luth a.s
Di negri Arab (sodom Mesopotamia)
9.
Nabi Ishaq a.s
Di negri Palestina
10.
Nabi Ya’qub a.s
Di negri Mesir
11.
Nabi Yusuf a.s
Di negri Mesir
12.
Nabi Syu’ib a.s
Di negri Palestina
13.
Nabi Ayyub a.s
Di negri Mesir
14.
Nabi Dzulkifli a.s
Di negri Palestina
15.
Nabi Musa a.s
Di negri Madyan (israel)
16.
Nabi Harun a.s
Di negri Mesir (israel)
17.
Nabi Daud a.s
Di negri Mesir (israel)
18.
Nabi Sulaiman a.s
Di negri Israel
19.
Nabi Ilyas a.s
Di negri Israel
20.
Nabi Ilyasa’ a.s
Di negri Israel
21.
Nabi Yunus a.s
Di negri Babil
22.
Nabi Zakaria a.s
Di negri Israel
23.
Nabi Yahya a.s
Di negri Israel
24.
Nabi Isa a.s
Di negri Israel
25.
Nabi Muhammad saw.
Di negri mekah

KISAH NABI IBRAHIM
ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
Tahukah Anda, mengapa Nabi Ibrahim as disebut sebagai abul-anbiya’ atau bapaknya para nabi? Mungkin penjelasan singkat ini bisa menambah wawasan kita. Bagi para sejarawan atau orang yang lebih tahu tentang hal ini, terima kasih sekali bila menambahkan atau mengoreksi.

Nabi Ibrahim as adalah keturunan dari Nabi Adam as setelah melalui beberapa puluh generasi. Nabi Ibrahim as hingga muda tinggal di Babylonia (sekitar Iraq) sekarang.

Setelah berdakwa kepada penguasa Babilonia yaitu Raja Namrud dan mendapat penentangan yang keras, Nabi Ibrahim hijrah ke daerah di sekitar Palestina. Nabi Ibrahim as yang tidak kunjung mendapat keturunan dari pernikahannya dengan Siti Sarah, akhirnya menikahi Siti Hajar pembantunya. Dari Siti Hajar ini Nabi Ibrahim as memperoleh keturunan seorang putra yang dinamainya Ismail. Kemudian dari Siti Sarah melahirkan anaknya bernama Ishaq.

Inilah awal kisahnya, yaitu ketika Nabi Ibrahim as mengungsikan Siti Hajar dan anaknya Ismail di padang gurun di sekitar Makkah sekarang. Di sanalah keturunan Ibrahim melalui jalur Ismail beranak pinak. Keturunan Ibrahim dari garis Ismail ini disebut juga Bani Ismail dan mereka yang kemudian menjadi bangsa besar yang kita kenal dengan bangsa Arab sekarang.

Sementara, keturunan Ibrahim dari garis Ishaq menurunkan bangsa yang besar pula yang kita kenal dengan nama Bani Israil. Ishaq memiliki putra bernama Ya’kub, dan Ya’kub sering dipanggil dengan nama Israil. Sehingga bangsa keturunan Ya’kub ini disebut Bani Israil.

BANI ISRAIL

Ya’kub putra Ishaq dalam sejarah yang diceritakan Al-Quran memiliki 12 anak, salah satunya adalah Yusuf. Yusuf adalah nabiyullah yang membawa hijrah 11 saudaranya ke Mesir dan menetap di sana. Setelah beberapa generasi, setelah Yusuf dan 11 saudaranya menetap di Mesir, mereka berkembang besar menjadi 12 suku Bani Israil. Rupanya keberadaan Bani Israil di Mesir ini dirasa cukup memberikan ancaman eksistensi bagi penduduk Mesir asli, sehingga Raja Mesir Fir’aun melakukan tindakan tekanan, intimidasi luar biasa hingga perbudakan pada Bani Israil. Dari tengah-tengah Bani Israil inilah lahir seorang pemimpin yaitu Nabi Musa as. Musa dibantu Harun – yang juga Nabi – membebaskan Bani Israil keluar dari Mesir menuju ke daerah sekitar Palestina. Di tempat inilah bangsa Israil mulai berkembang, banyak berhubungan dan berkonflik dengan masyarakat Timur Tengah di sekitarnya. Konflik dan pertikaian ini sering terjadi tidak lepas dari karakter bangsa ini yang keras dan suka mendominasi bangsa lain.

Selama menetap di daerah ini, lahirlah nabi-nabi dari Bani Israil seperti Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Zakaria as, Nabi Yahya as, dan banyak nabi lainnya. Dan yang terakhir diutus Allah untuk menjadi Nabi dari bangsa ini adalah Nabi Isa as. Banyaknya nabi-nabi yang diutus Allah dari dan kepada Bani Israil karena memang karakter bangsa ini yang konon sulit ‘diluruskan’. Secara genetika, Bani Israil diberi Allah keunggulan-keunggulan, namun bila tidak diserta arahan dan hidayah, keunggulan ini bisa berpotensi membuat kerusakan dan dampak bagi kehidupan bangsa-bangsa lain. Sehingga Allah sering menyebut perlakuan istimewa ini sebagai nikmat Allah atas Bani Israil yang patut untuk diingat dan disyukuri.

BANI ISMAIL

Sementara keturunan Ibrahim melalui garis Ismail atau Bani Ismail (bangsa Arab) tidak banyak cerita dari Al-Quran yang menerangkan nabi-nabi yang diutus. Tetapi yang jelas setelah berakhirnya kenabian Isa (dari garis keturunan Ishaq) Allah mengutus seorang Nabi Agung yang menjadi penutup dari segala Nabi. Dia adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak hanya diutus untuk Bani Ismail (khusus untuk bangsanya) tetapi juga untuk seluruh umat manusia.

Jadi hakekatnya Bani Israil dan Bangsa Arab itu bersaudara yang bercabang dari satu ayah yaitu Nabi Ibrahim AS. Jadi bisa Anda bayangkan, siapakah yang terus bertikai di Timur Tengah sekarang ini. Yang bertikai itu adalah “dua orang” bersaudara. Mereka adalah bangsa Israel yang merupakan keturunan Ya’kub bin Ishaq dan bangsa Arab yang merupakan keturunan Ismail. Dalam nash, Al-Quran pertikaian ini hanya bisa diredam oleh kembalinya kedua bangsa ini pada tali Allah (agama Islam) dan bangsa manapun yang enggan berpegang pada ‘tali’ ini merekalah yang pada akhirnya binasa dan kalah.

Inilah cerita singkat, mengapa Nabi Ibrahim disebut sebagai Abul-Anbiya’ (bapak para Nabi). Semoga informasi ini bermanfaat.

3.      Sifat-Sifat Rasul Allah
a.      Sifat wajib bagi Rasul
Ø Siddiq atau jujur/benar segala ucapannya.
Dalil Aqlinya:
Mustahil bagi rasul itu berbohong atau berdusta.setiap pengakuannya berarti kebenaran, demikian juga pengakuannya sebagai utusan Allah dan apa yang disiarkannya. Jika tidak benar perkataan mereka, maka akan rusak binasalah manusia ini, dan tidak akan ada agama yang menyeru untuk menyembah Allah SWT.
Dalil Naqlinya:
...وَصَدَقَ الْمُرْ سَلُوْنَ (يس : 52)
Artinya:
“...dan benarlah Rasul-rasl-Nya.”

Ø Amanah (terpercaya)
Dalil Aqli:
Rasul mustahil berbuat khianat. Jangankan terhadap Tuhannya, terhadap manusiapun mereka tidak pernah berkhianat. Para Rasul terpelihara dari perbuatan dosa dan maksiat lahir dan bathin (maksum). Seandainya para Rasul itu tidak dapat dipercaya( khianat), bagaimana mungkin mereka menjadi pemimpin dan pembimbing umat manusia kejalan yang benar.
Dalil Naqlinya :
اِنِّيْ لَكُمْ رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ (الشعراء : 107)
Artinya:
“sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang) diutus kepadamu.” (Qs.Asy-Syu’ra : 107)





Ø Tablig,(menyampaikan segala sesuatu yang datang dari Allah)
Mustahil mereka tidak menyampaikan atau menyembunyikan segala sesuatu yang difirmankan Allah kepadanya.contoh al-Quran, al-Quran bisa sampai kepada generasi sekarang karena sifat tablig Rasulullah SAW. Seandainya Rasul bersifat Khitman(menyembunyikan), tentu al-Quran tidak akan pernah sampai kepada kita, dan berarti tidak akan ada yang mengetahui tentang shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.tidak akan ada yang mengetahui hukum-hukum agama, tidak akan yang mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Sedang tujuan Allah mengutus Rasul agar manusia terhindar dari kesesatan.
Dalil naqlinya:
يَااَيُّهَاالرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ...(المائدة :67)
Artinya:
“Hai rasul sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu...”(Qs.al-Maidah : 67)

Ø Fatanah (cerdas)
Dalil Aqlinya:
Mereka cerdas dan pandai, mustahil mereka bodoh, sebab mereka bodoh bagaimana mungkin bisa menjawab dan berdebat dengan para musuh dan penentangnya. Wajib bagi Rasul bersifat cerdas dan pandai dalam segala hal, apalagi kedudukan mereka sebagai pemimpin dan pembimbing umat manusia.
Dalil Naqlinya:
أُدْعُ ِالَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِضَةِ اْلحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنَ ...(النحل:125)
Artinya:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu...(Qs. al-Maidah :67)

b.      Sifat Mustahil bagi Rasul
1.      Kizib = dusta/bohong. Merupakan lawan dari sifat sidik. Tidak mungkin seorang nabi dan rasul itu berdusta.
2.      Khianat = tidak dapat dipercaya. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat amanah.
3.      Kitman = menyembunyikan. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat tablig.
4.      Baladah = bodoh/dungu. Sifat ini merupakan kebalikan dari sifat fatanah.

Selain sifat wajib dan mustahil diatas, seorang nabi dan rasul juga mempunyai beberapa sifat jaiz. Sifat-sifat ini sama dengan sifat yang dimilki oleh manusia manusia biasa. Di antara sifat-sifat tersebut adalah makan, minum, tidur, sakit, mati, dan menikah. Meskipun demikian , sifat jaiz yang dimiliki oleh para nabi dan rasul itu tidak sedikit pun mengurangi martabat kenabian atau kerasulannya.









 














*CARA MENGIMANI PARA RASUL
            Ada dua hal penting tentang cara mengimani para rasul, yaitu :
1.      Tidak boleh membedakan antara rasul yang satu dengan yang lainnya.
Artinya, kita wajib mengimani bahwa keseluruhan rasul Allah SWT yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah benar-benar utusan Allah SWT serta meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir sampai hari kiamat nanti.
2.      Mengikuti ajarannya dengan sepenuh hati.
3.      Allah mengutus para rasul untuk kaumnya masing-masing. Allah mengutus Nabi Hud untuk kaum ‘Ad, Nabi Saleh untuk kaum Samud, Nabi Syuaib untuk kaum Madyan, Nabi Musa dan Isa untuk kaum Israil. Hanya Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT untuk semua bangsa. Sebagai manusia yang hidup pada zaman ini, kita wajib mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Karena ajaran (Kitab) Nabi Musa dan Isa hanya berlaku ada zamannya. Kita wajib menaati rasul, karena taat kepadanya sama dengan ketaatan kepada Allah SWT.


*SIFAT JAIZ PARA RASUL
            Sifat jaiz bagi rasul ialah sifat-sifat yang diperbolehkan bagi mereka, yaitu kebolehan yang berupa sifat-sifat manusiawi yang dimiliki setiap orang pada umumnya, sepanjang sifat-sifat tersebut tidak mengurangi martabat kerasulannya yang mulia. Sifat-sifat manusiawi itu, misalnya : sakit, beristri, senang, sedih, tidur, minum, makan, dan sebagainya. Bagaimanapun rasul adalah manusia yang tetap memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Tidak jarang pula Allah menasihati rasul-rasul-Nya untuk bersabar dalam berdakwah. Mengapa rasul-rasul itu perlu dinasehati? Karena para rasul itu juga manusia, yang kadang-kadang kuranng sabar menghadapi berbagai kesulitan.


*RASUL ULUL-‘AZMI DAN PERBEDAAN DENGAN RASUL-RASUL
1.   Pengertian ulul-‘azmi
      Ulul-‘Azmi artinya orang yang mempunyai keteguhan hati. Maksudnya, para rasul ulul-‘azmi  itu mempunyai keteguhan hati dan kesabaran yang luar biasa dalam menyampaikan dakwahnya. Mereka tidak gentar menghadapi perlawanan dan berbagai reaksi hebat dari musuh-musuhnya.
2.   Rasul-rasul ulul-‘azmi
      Nabi dan rasul Allah yang berjumlah 25 itu mempunyai derajat atau tingkatan-tingkatan yang berbeda-beda. Bahkan yang diberi kitab suci pun hanya empat rasul saja, yaitu Nabi Musa a.s dengan Tauratnya, Nabi Daud a.s dengan Zaburnya, Nabi Isa a.s dengan Injilnya, Nabi Muhammad SAW dengan Al-Qur’annya. Begitu pun rasul-rasul yang tergolong dalam ulul-‘azmi yang merupakan rasul-rasul pilihan Allah SAW, yakni mereka yang ketabahannya begitu luar biasa dalam melaksanakan misi dakwahnya. Sementara rasul yang lain masih kurang ketabahannya, seperti Nabi Yunus a.s yang meninggalkan umatnyan karena mereka tidak mau beriman. Jadi, perbedaan antara rasul ulul-‘azmi dengan yang lainnya hanya terletak pada ketabahan dan kegigihannya dalam berdakwah.
      Adapun para rasul yang mendapat gelar ulul-‘azmi ada lima rasul, yaitu :
1.      Nabi Nuh a.s
2.      Nabi Ibrahim a.s
3.      Nabi Isa a.s
4.      Nabi Musa a.s
5.      Nabi Muhammad SAW

*FUNGSI BERIMAN KEPADA RASUL ALLAH
            Fungsi beriman kepada rasul Allah SWT dapat dilihat dari tugas para rasul itu sendiri. Secara umum tugas mereka adalah menyampaikan kebenaran wahyu Allah. Tugas para rasul adalah :
1.      Membawa kebenaran (agama Allah SWT)
Para rasul bertugas membawa kebenaran, berupa agama Allah SWT, untuk disampaikan kepada umatnya. Adapun umatnya diharapkan dapat mengikuti ajaran agama yang dibawa para rasul agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
2.      Pembawa kabar gembira
Para rasul bertugas membawa kabar gembira kepada umatnya yang beriman dan beramal saleh. Mereka diberi kabar gembira tentang surge yang di dalamnya penuh dengan segala kenikmatan.
3.      Pemberi peringatan
Di samping membawa kabar gembira, para rasul juga bertugas untuk memberi peringatan kepada umatnya yang membangkang, tidak mau beriman, menolak dakwahnya, ingkar dan menentang Allah. Mereka diberi peringatan akan adanya siksa yang sangat pedih. Dengan peringatan itu, diharapkan mereka takut dan mau kembali kepada ajaran Allah SWT. Dengan memerhatikan tugas-tugas para rasul itu, maka kewajiban kita adalah menaati setiap ajakan, perintah, dan larangannya.
           
Beriman kepada rasul Allah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan kita. Beberapa fungsi beriman kepada rasul Allah SWT, antara lain :
1.      Mendapat rahmat Allah SWT
Dengan beriman kepada rasul, kita akan mendapat rahmat Allah SWT. Karena tujuan Allah mengutus para rasul-Nya adalah untuk menyebarkan rahmat atau kasih sayang Allah kepada manusia dan semesta alam.
2.      Kita mendapat figure yang dapat dijadikan suri teladan
Tanpa adanya rasul, kita akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan figure yang bisa dijadikan suri teladan. Padahal suri teladan itu sangat penting bagi kehidupan ini. Karena mereka telah memberi pelajaran berharga kepada kita tentang tata cara beribadah, bermasyarakat, dan sebagainya.
3.      Sebagai perantara mengenal Allah dengan segala sifat kesempurnaan-Nya
Secara fitrah, manusia membutuhkan adanya Zat yang lebih tinggi darinya, yaitu Tuhan. Orang-orang di pedalaman sekalipun yang belum pernah menerima dakwah agama, mereka tetap mengakui adanya kekuatan yang melampaui mereka, sesuai dengan akal mereka.
       Dengan demikian, kehadiran rasul memberikan jalan bagi kita untuk menyembah Tuhan yang sebenarnya, Allah SWT, sehingga kita tidak tersesat 6. Meneladani sifat-sifat Rasulullah saw.
Mengingat rasul memiliki tugas yang berat dalam mengemban risalah-Nya. Mereka punya tanggung jawab yang besar, tidak hanya menyampaikan melalui kata-katanya, melainkan juga melalui suri teladan atau contoh yang baik dalam setiap perilakunya dan perbuatannya, sehingga umat mempunyai seorang yang akan diteladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat.
Firman Allah:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌحَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهِ وَالْيَوْمَ اْلأِخِرِوَذَكَرَاللهَ كَثِيْرًا(الأحزاب:21)
Artinya:
“sesungguhnya telah ada pada diri rsulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Qs.al-ahzab:21).
Kita harus menjadikan Nabi Muhammad saw . Sebagai suri tauladan. Kita tidak cukup hanya menghafal sifat-sifat Rasul tersebut, tetapi kita harus berusaha untuk meneladani dan meniru dalam kehidupan sehari-hari.Seperti sifat Rasulullah Sidiq artinya jujur, kita sebagai umatnya harus membiasakan berkata apa adanya walaupun itu sulit rasanya untuk mengucapkan.
Sifat yang kedua adalah Amanah, misalnya bila kita dipercaya untuk mengemban tugas atau jabatan, kita harus mengemban tugas dan jabatan itu dengan baik dan jujur, dengan demikian orang lain akan mempercayai kita dan kita akan diberi kepercayaan berikutnya.
Nabi juga bersifat tablig, yaitu dengan menyampaikan ilmu pengetahuan yang kita miliki, dan tidak boleh pelit untuk mengajarkannya kepada orang lain.Sifat Rasul yang terakhir adalah fatanah, yaitu berusaha, cerdas, cekatan dan pandai. Hal itu bisa ditempuh dengan belajar ilmu agama dan berbagai ilmu pengetahuan.
Jadi kita harus mempraktekkan sifat-sifat rasul tersebut didalam kehidupan sehari-hari,sehinga kita bisa sukses dimasa yang akan datang.
Meneladani sifat-sifat Rasulullah saw.
Mengingat rasul memiliki tugas yang berat dalam mengemban risalah-Nya. Mereka punya tanggung jawab yang besar, tidak hanya menyampaikan melalui kata-katanya, melainkan juga melalui suri teladan atau contoh yang baik dalam setiap perilakunya dan perbuatannya, sehingga umat mempunyai seorang yang akan diteladani dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesejahteraan hidup didunia dan diakhirat.
Firman Allah:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌحَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْا اللهِ وَالْيَوْمَ اْلأِخِرِوَذَكَرَاللهَ كَثِيْرًا(الأحزاب:21)
Artinya:
“sesungguhnya telah ada pada diri rsulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(Qs.al-ahzab:21).
Kita harus menjadikan Nabi Muhammad saw . Sebagai suri tauladan. Kita tidak cukup hanya menghafal sifat-sifat Rasul tersebut, tetapi kita harus berusaha untuk meneladani dan meniru dalam kehidupan sehari-hari.Seperti sifat Rasulullah Sidiq artinya jujur, kita sebagai umatnya harus membiasakan berkata apa adanya walaupun itu sulit rasanya untuk mengucapkan.
Sifat yang kedua adalah Amanah, misalnya bila kita dipercaya untuk mengemban tugas atau jabatan, kita harus mengemban tugas dan jabatan itu dengan baik dan jujur, dengan demikian orang lain akan mempercayai kita dan kita akan diberi kepercayaan berikutnya.
Nabi juga bersifat tablig, yaitu dengan menyampaikan ilmu pengetahuan yang kita miliki, dan tidak boleh pelit untuk mengajarkannya kepada orang lain.Sifat Rasul yang terakhir adalah fatanah, yaitu berusaha, cerdas, cekatan dan pandai. Hal itu bisa ditempuh dengan belajar ilmu agama dan berbagai ilmu pengetahuan.
Jadi kita harus mempraktekkan sifat-sifat rasul tersebut didalam kehidupan sehari-hari,sehinga kita bisa sukses dimasa yang akan datang.
dengan menyembah tuhan yang lain.
4.      Kita dapat membedakan antara yang benar dan yang salah
Akal manusia sangatlah terbatas untuk menentukan mana yang benar dan yang salah, yang baik atau buruk. Bagi sebagian orang, benar dan salah atau baik dan buruk bersifat relative atai nisbi. Oleh karenanya kehadiran rasul sangat penting artinya, untuk memberi tahu dengan penuh kepastian mana yang benar dan salah serta mana yang baik dan buruk.
5.      Kita mengetahui adanya kehidupan sesudah mati
Tanpa kehadiran rasul, kita tidak akan mengetahui adanya kehidupan setelah mati. Karena hal itu adalah masalah metafisik atau gaib yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Betapa besar peran rasul bagi kehidupan kita, sehingga Allah pun mengutus mereka untuk kita. Agar kita mempunyai sandaran atau pegangan yang kuat untuk menjalani hidup ini.



Nabi-nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, tantangan yang dihadapi serta mu’jizat yang diterimanya adalah:
No.
Nama nabi Ulul Azmi
Tantangan yang dihadapi
Mu’jizat yang diterima
1.
Nabi Nuh a.s.
Di uji Allah dengan banjir bandang yang menenggelamkan seluruh umatnya, kecuali umat yang mau mengikuti ajaran agama Allah, bahkan anaknya sendiri durhaka kepadanya.
Dapat membuat perahu yang besar ketika banjir bandang tiba untuk menyelamatkan umatnya yang beriman, termasuk hewan-hewan yang naik perahu itu.
2.
Nabi ibrahim a.s.
Di uji oleh Allah menyemblih anaknya Ismail a.s. walaupun begitu,beliau tetap menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah.
Tidak hangus dimakan api ketikadimakan api ketika dibakar oleh raja namrud.
3.
Nabi Musa a.s.
Diuji oleh Allah dengan menghadapi raja fir’aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan.
Tongkatnya dapat berobah menjadi ular besar dan dapat membelah laut merah mejadi jalan.
4.
Nabi Isa a.s.
Dilahirkan tanpa seorang bapak,diejar-kejar oleh kaum nasrani untuk dibunuh, karena ajarannya diangap tidak sesuai dengan ajaran sebelumnya.
Dapat membuat burung dari tanah dan kemudian hidup, dapat menghidupkan orang mati walaupun hanya sebentar, dan dapat menyembuhkan beberapa penyakit yang sangat sulit disembuhkan.
5.
Nama Muhammad saw.
Dalam dakwah di Makah selalu mendapat cobaan, ujian. Gangguan dan rintangan bahkan cemoohan dari kafir Quraisy.
Dapat membelah bulan menjadi dua, keluar air dari celah-celah jari untuk diminum dan berwuduk kaum muslimin, al-Quran yang merupakan kitab suci paling lengkap dan sempurna serta terjaga keasliannya sepanjang masa.

 
Kalian bisa men-download-nya di sini :
Download Iman Kepada Rasul Allah SWT
terimakasih...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: